Article

Refrigeran Hidrokarbon menjadi Mainstream di Jepang

 April 15, 2020        

Selama 1 dekade terakhir, CO2 merupakan natural refrigerant yang paling mendominasi di adaptasikan oleh Industri food retail dan commercial Jepang, dengan lebih dari 12.000 instalasi per Februari 2020.

Di sisi lain, penggunaan hidrokarbon refrigeran tetap terbatas. Padahal saat ini, diperkirakan 2,5juta unit AC pendingin beroperasi di seluruh dunia. Sebagian besar perusahaan manufaktur di Jepang, telah melupakan teknologi yang mendukung penggunaan CO2 di sektor food retail dan food service karena pandangan ketat negara tersebut mengenai aspek sefaty.

Namun tahun 2020 menjadi titik balik minat penggunaan hidrokarbon refrigeran. Perusahaan – Perusahaan besar Jepang yang bergerak pada sektor komersial pendingin, pertama kali memamerkan penggunaan hidrokarbon pada Unit pendingin untuk pasar Jepang, atau mereka menyoroti hidrokarbon refrigeran dengan cara yang berbeda dari sebelumnya (OEM Jepang sudah memiliki kapasitas produksi refrigeran hidrokarbon yang baik dan channel penjualan di wilayah Asia Tenggara, dimana Unit Pendingin yang menggunakan refrigeran hidrokarbon di promosikan pada level tertinggi).

OEM besar dan konsumen akhir telah berani mempromosikan unit pendingin dengan media pendingin Hidrokarbon yang dikombinasikan dengan kebijakan lingkungan dan standar teknologi. Refrigeran hidrokarbon telah keluar dari bayang – bayang dan menjadi produk yang diunggulkan.

FIRST MOVER

Langkah besar diambil tahun 2019 oleh OEM Jepang, Nihon Netsugen Systems (NNS) di SMTS 2019. NNS yang awalnya merupakan pemasok sistem pendingin ke berbagai industri besar ini, memasuki pasar pendingin komersial dengan memerkan sistem yang menggunakan R290.

Ini adalah yang pertama untuk sektor yang sangat tradisional dan konservatif, namun Presiden NNS, Katsuhiko Harada, telah cukup berhasil dalam memperkenalkan teknologi CObaru ke sektor industri pendingin Jepang. NNS tampaknya bertujuan untuk mengambil keuntungan sebagai “first mover” dengan menggunakan refrigeran hidrokarbon di sektor komersial.

Tahun 2020 ini, NNS akan menggandakan pesan hidrokarbon dengan menambahkan kata “Propane” (dalam Bahasa Jepang) pada Papan nama dibagian atas perusahaannya. Penggunaan kata “Hydrocarbon System” sudah tidak lagi sesuai di tahun 2020 ini.

PROGRESS STANDAR REGULATIONS

Selain dorongan pasar ole “first mover” seperti NNS, pengetatan peraturan lingkungan dan pengembangan dari standar refrigeran hidrokarbon juga telah meningkatkan minat terhadap refrigeran hidrokarbon.

Dua peraturan utama yang mengendalikan impor, manufaktur, penggunaan dan pembuangan fluor gas dalam Uni Pendingin komersial adalah Undang – Undang Perlindungan Lapisan Ozon dan Undang – Undang Pengendalian Emisi Fluorocarbon. Pemerintah Jepang telah mengakui bahwa tingkat pemulihan fluor gas tahunan negara itu tidak pernah melebih 40% sejak undang – undang pengendalian emisi fluorocarbon pertama kali diterapkan pada tahun 2002.

Tahun lalu, Jepang memperkuat Undang – Undang Pengendalian Emisi Flurocarbon dengan menerapkan “direct penalties” yang menghukum pengguna yang tidak baik dalam membuang fluorgas. Selain itu, nama perusahaan dan lokasi penggunaan yang membuang gas tersebut akan dipublikasikan ke masyarakat. Undang – Undang baru ini akan mulai berlaku pada 1 April 2020.

Sealin itu, Jepang memperkuat fokusnya pada control emisi fluor gas di panggung dunia pada pertemuan COP25 United Nations Climate Change Meeting di Kota Madrid, Spanyol. Mentetri Lingkungan Jepang, Shinjiro Koizumi, meluncurkan fluorocarbons life-cycle management initiative, untuk mencari fokus internasional dalam mengontrok life-cycle fluor gas dengan Jepang yang memimipin.

Sementara itu, Jepang meratifikasi Kigali Amendment terhadap Motreal Protocol in 2018, merevisi Undang – Undang Perlindungan Lapisan Ozon dan memulai Phase Down produksi dan impor HFC pada 1 Januari 2019. Hal ini melahirkan daftar “Designated Products” Jepang yang mengharuskan produsen dan imporitir untuk memenuhi nilai target GWP untuk Unit Pendingin tertentu dan tahun tertentu. Pemilihan refrigeran altertantif dengan GWP rendah untuk lemari es komersial saat ini sedang berlangsung dan dipengaruhi dengan berbagai faktor, namun beberapa ekspert percaya refrigerant hidrokarbon salah satu kandidat yang mungkin diterapkan.

Dari sisi Standar, teknologi refrigeran hidrokarbon telah memperlihatkan perkembangan yang besar dalam satu tahun terkakhir yang berdampak besar pada proses pembentukan standar Jepang.

The International Electrotechnical Commission (IEC) mempublikasikan batas muatan refrigeran baru yang lebih tinggi (500 gram) untuk unit pendingin komersial pada 20 Juni 2019. Bersamaan dengan itu, Japan Refrigeration and Air Condistioning Industry Association (JRAIA) memngumumkan bahwa mereka akan mengeluarkan pedoman resmi tentang penggunaan refrigerant hidrokarbon yang aman pada bulan Maret 2020. JRAIA juga sedang mengerjakan Standar Industri Jepang (Japanese Industrial Standard) versi dari standar IEC, yang akan di publikasikan tahun 2020 ini.

Kombinasi dari perubahan kebijakan lingkungan dan pengembangan standar teknologi ini menandakan peluang yang kuat bagi Unit Pendingin Komersial berbasis refrigeran hidrokarbon untuk semakin meningkat di pasar Jepang.

END USERS TAKE ADVANTAGE

Dengan semakin yakinnya produsen akan potensi dari refrigeran hidrokarbon di Jepang, konsumen akhir mulai memperhatikan dan mengambil keuntungan. Metro Cash & Carry, Divisi dari Retailer Jerman Metro AG, menurunjan penggunaan listriknya mencapai 60% dengan mengganti 200 showcase HFC di 3 lokasi dengan unit yang sudah berbasis R290 pada Februari 2019. Showcase itu disuplai oleh Austria OEM AHT melalui kemitraan distribusinya dengan NNS.

Pada bulan September, convenience store Lawson, membukan toko bebas Freon pertamanya, dimana Lawson menggunakan refrigerant hidrokarbon untuk pertama kalinya untuk kulkas, ice maker dengan dimensi yang lebih kecil. Toko ini dibangung sebagai “Environmentally Friendly Model Store” dan toko ini terletak di Kampus Shonan Fujisawa, Universitas Keio di Prektur Kanagawa – sekitar satu setengah jam barat daya Tokyo.

OEM Jepang, Hoshizaki, yang telah lama menjadi supplier unit pendingin berbasis refrigeran hidrokarbon di luar negeri, untuk peratama kalinya mensuplai unit pendingin berbasis refrigeran hidrokarbon ke Jepang di Toko Lawson tersebut. Selanjutnya, diapmerkan Kulkas komersial tersebut dengan refrigerant isobutane (R600a) di Hoteres, Caterex, and the Japan Food Service Equipment Show (HCJ) 2020 pada bulan Februari menandai debut Publik OEM hidrokarbon di Jepang.

Jepang telah memimpin dunia dalam decade terakhir ini dalam mengadopsi sistem pendingin komerisal CO2. Mungkinkah hidrokarbon berikutnya?

Source : http://hydrocarbons21.com/articles/9432/hydrocarbons_going_mainstreamandnbsp_